Senin, 09 Oktober 2017

Pengertian Konstipasi

Konstipasi atau sembelit adalah kondisi sulit buang air besar secara teratur, tidak bisa benar-benar tuntas,  atau tidak bisa sama sekali. Secara umum, seseorang bisa dianggap mengalami konstipasi apabila buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu.
Tiap pengidap bisa mengalami konstipasi dengan tingkat keparahan berbeda-beda. Ada yang mengalaminya untuk waktu singkat dan ada juga yang jangka panjang atau kronis. Konstipasi kronis biasanya menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman yang bisa memengaruhi rutinitas sehari-hari.

Stomach illness

Penyebab dan Faktor Risiko Konstipasi

Konstipasi atau sembelit merupakan penyakit yang sangat umum dan bisa diderita oleh siapa saja. Meski demikian, penyakit ini dua kali lebih banyak dialami oleh wanita daripada pria, terutama pada masa kehamilan. Lansia juga termasuk kelompok orang yang lebih sering mengalaminya.
Penyebab konstipasi pada seseorang bisa lebih dari satu faktor. Misalnya, kurang minum, kurang konsumsi serat, perubahan pola makan, serta kebiasaan mengabaikan keinginan untuk buang air besar, efek samping obat-obatan, dan gangguan mental seperti kecemasan dan depresi.
Sementara pada anak-anak, pola makan yang buruk, rasa cemas saat menggunakan toilet, dan masalah saat latihan menggunakan toilet bisa menjadi penyebab konstipasi.

Langkah Pengobatan Konstipasi

Perubahan pola makan dan gaya hidup merupakan langkah utama dalam mengobati konstipasi. Langkah-langkah tersebut meliputi:
  • Meningkatkan konsumsi serat per hari secara bertahap.
  • Mengonsumsi lebih banyak air putih.
  • Lebih sering berolahraga.
Jika perubahan sederhana pada pola makan dan gaya hidup tidak bisa membantu, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter. Setelah mendiagnosis kondisi Anda, dokter umumnya akan memberikan obat pencahar untuk melancarkan proses buang air besar. Langkah ini biasanya efektif, tapi tubuh Anda membutuhkan waktu beberapa bulan untuk membiasakan diri dengan proses buang air besar secara rutin.

Pencegahan dan Komplikasi Konstipasi

Di samping mengubah pola makan dan gaya hidup, Anda juga bisa mengurangi risiko konstipasi dengan tidak mengabaikan keinginan untuk ke toilet dan mengatur jadwal buang air besar agar bisa dilakukan dengan leluasa dan nyaman.
Konstipasi jarang menyebabkan komplikasi. Namun jika dialami dalam jangka panjang, konstipasi dapat menyebabkan hemoroid atau wasir, impaksi feses (menumpuknya tinja kering dan keras di rektum), sobeknya kulit pada anus, serta prolaps rektum (sebagian usus yang mencuat keluar dari anus akibat mengejan)

Penyebab Konstipasi

Konstipasi umumnya terjadi ketika tinja bergerak terlalu lamban dalam sistem pencernaan. Akibat banyak sisa-sisa makanan yang tertinggal terlalu lama, kolon atau usus besar akan menyerap air makin banyak, sehingga membuat tinja menjadi keras dan kering.
Penyakit ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang terkadang terjadi secara bersamaan. Faktor-faktor risiko tersebut meliputi:
  • Pola makan yang buruk, misalnya kurang mengonsumsi serat atau kurang minum.
  • Kurang aktif dan jarang melakukan olahraga.
  • Mengabaikan keinginan untuk buang air besar.
  • Rasa tidak leluasa saat menggunakan toilet.
  • Kekurangan atau kelebihan berat badan.
  • Gangguan mental, seperti kecemasan atau depresi.
  • Penyakit atau kondisi medis lain, misalnya diabetes, prolaps rektum, penyumbatan atau penyempitan usus, kanker usus besar, stroke, penyakit Parkinson, cedera saraf tulang belakang, hipotiroidisme, serta hipertiroidisme.
  • Efek samping obat-obatan tertentu, contohnya suplemen kalsium, suplemen zat besi, antasida yang mengandung aluminium, obat diuretik, analgesik yang mengandung opium (seperti kodein dan morfin), antidepresan, antiepileptik untuk pengobatan epilepsi, serta antipsikotik untuk pengobatan skizofrenia dan penyakit kejiwaan lainnya. Jika penyebabnya memang obat, konstipasi biasanya akan reda saat Anda berhenti meminum obat tersebut.

Konstipasi Pada Bayi dan Anak-anak

Bayi dan anak-anak sering mengalami konstipasi. Beberapa faktor yang dapat menyebabkannya adalah:
  • Pola makan yang buruk, misalnya bayi yang minum susu terlalu banyak atau anak-anak yang makan dengan porsi berlebihan, kurang minum air putih, atau kurang asupan seratnya.
  • Sering menahan keinginan buang air besar, contohnya karena terlalu asyik bermain.
  • Merasa tertekan saat latihan menggunakan toilet, misalnya karena diajari terlalu dini atau karena orang tua yang terlalu sering menasihati.
  • Perubahan rutinitas, seperti cemas karena hari pertama masuk sekolah.
  • Rasa cemas atau tidak nyaman saat menggunakan toilet, contohnya karena trauma saat latihan.
  • Adanya kelainan, misalnya karena anus dan rektum bayi tidak terbentuk secara sempurna atau adanya gangguan pada sistem pencernaan.
Konstipasi dan Kehamilan
Konstipasi juga sering dialami oleh ibu hamil pada masa awal kehamilan karena tubuh mereka memproduksi lebih banyak hormon progesteron wanita. Peningkatan hormon yang berfungsi sebagai pelemas otot ini membuat otot usus sulit berkontraksi dan mendorong kotoran keluar.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

elektronika digital

ELEKTRONIKA DIGITAL: Pengertian Elektronika Digital, Gerbang Logika, dan Rangkaian Digital 1. Pengertian Elektronika Digital Elek...

- Copyright © ILMU PENGETAHUAN ALAM - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -